Saat ini, dunia masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil seperti batubara, minyak, dan gas bumi untuk memenuhi kebutuhan energi. Namun, penggunaan energi fosil ini tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga akan habis pada suatu saat nanti. Oleh karena itu, perlu mencari alternatif energi yang bersih dan berkelanjutan. Salah satu opsi yang semakin menarik perhatian adalah energi nuklir, dan potensi thorium sebagai sumber daya nuklir di Indonesia menjadi topik yang menarik untuk dibahas.
Energi fosil memiliki dampak negatif yang signifikan pada lingkungan. Proses pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan emisi gas rumah kaca, yang berkontribusi pada perubahan iklim global. Selain itu, pengeboran dan eksploitasi sumber daya fosil seringkali merusak ekosistem alam. Oleh karena itu, pengembangan sumber energi yang lebih ramah lingkungan sangat penting untuk menjaga keberlanjutan planet kita.
Energi nuklir muncul sebagai salah satu alternatif yang menjanjikan. Nuklir memiliki beberapa keunggulan, termasuk tingkat emisi karbon yang rendah dan kemampuan untuk menghasilkan energi dalam jumlah besar. Selain itu, bahan bakar nuklir seperti thorium jauh lebih melimpah dan aman dibandingkan uranium, yang saat ini digunakan dalam pembangkit nuklir konvensional.
Indonesia memiliki potensi sumber daya thorium yang sangat tinggi. Thorium adalah unsur kimia radioaktif yang dapat digunakan sebagai bahan bakar dalam reaktor nuklir. Keberadaan bahan bakar ini yang melimpah di Indonesia adalah aset berharga yang belum dimanfaatkan sepenuhnya. Penggunaan bahan bakar tersebut dalam pembangkit nuklir dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kemandirian energi Indonesia.
Namun, sayangnya, pengembangan thorium sebagai sumber energi nuklir masih belum mendapatkan perhatian yang cukup dari pemerintah Indonesia. Salah satu alasan utama adalah kurangnya tindakan yang signifikan dalam menetapkan kebijakan pemanfaatan energi nuklir yang berorientasi pada proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
Langkah-langkah untuk Mendorong Pengembangan Energi Nuklir Berbasis Thorium
Pemerintah Indonesia perlu mengambil langkah-langkah konkret untuk mendorong pengembangan energi nuklir. Langkah-langkah tersebut meliputi:
- Kebijakan Energi Nasional: Pemerintah harus memasukkan pengembangan energi nuklir berbasis thorium ke dalam Kebijakan Energi Nasional. Hal ini akan memberikan arah dan dukungan yang jelas untuk pengembangan ini.
- Investasi dalam Penelitian dan Pengembangan: Pemerintah perlu mengalokasikan dana untuk penelitian dan pengembangan teknologi nuklir berbasis batubara ini. Ini termasuk pengembangan reaktor nuklir yang menggunakan bahan bakar tersebut.
- Regulasi yang Jelas: Pemerintah perlu mengeluarkan regulasi yang jelas dan mendukung untuk pengembangan energi nuklir berbasis thorium. Ini akan memberikan kepastian hukum bagi investor dan pengembang.
- Kesadaran Masyarakat: Pemerintah juga perlu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat dan keselamatan energi nuklir. Ini dapat dilakukan melalui kampanye penyuluhan dan edukasi.
Pemanfaatan bahan bakar ini dalam pengembangan industri nuklir di Indonesia akan membawa banyak manfaat. Ini akan meningkatkan ketahanan energi negara, mengurangi emisi karbon, dan memberikan sumber energi yang bersih dan berkelanjutan. Dengan langkah-langkah yang tepat, Indonesia dapat menjadi pemimpin dalam penggunaan thorium sebagai sumber energi nuklir, memberikan kontribusi positif bagi dunia dan masa depan energi yang berkelanjutan.
Sebagai bagian dari upaya global untuk mencapai bauran energi yang lebih berkelanjutan, Pemerintah Indonesia telah menetapkan target ambisius. Menurut Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, Indonesia berkomitmen untuk memaksimalkan penggunaan energi baru terbarukan (EBT) hingga mencapai 23% pada tahun 2025 dan meningkatkan target tersebut menjadi 31% pada tahun 2050.
Peningkatan penggunaan EBT adalah langkah positif untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Namun, pengembangan energi nuklir berbasis bahan bakar ini juga harus menjadi bagian integral dari strategi energi nasional. Dengan potensi bahan bakar ini yang melimpah di Indonesia, negara ini memiliki kesempatan unik untuk menjadi pemimpin dalam penggunaan energi nuklir yang ramah lingkungan.
Penggunaan thorium sebagai bahan bakar nuklir memiliki banyak keunggulan, termasuk tingkat keamanan yang lebih tinggi dan produksi limbah radioaktif yang lebih rendah dibandingkan dengan uranium. Selain itu, bahan bakar tersebut melimpah dan dapat digunakan dalam reaktor yang lebih efisien. Hal ini akan membantu Indonesia mencapai tujuannya dalam menciptakan bauran energi yang lebih berkelanjutan.
Molten Salt Reactor (MSR) adalah salah satu teknologi reaktor generasi-IV yang didesain khusus untuk menggunakan bahan bakar thorium (Dewita & Sembiring, 2018). Reaktor jenis ini menawarkan potensi yang sangat menjanjikan dalam pengembangan energi nuklir berbasis bahan bakar tersebut.
Thorium memiliki sejumlah keunggulan yang membuatnya menjadi bahan bakar nuklir masa depan yang sangat strategis. Umumnya, bahan bakar ini ditemukan berhubungan dengan uranium dan unsur tanah jarang (REE) dalam berbagai jenis batuan, seperti yang dapat ditemukan dalam mineral monasit yang ada di batuan granit. Keberadaan thorium yang melimpah di Indonesia adalah suatu potensi yang belum dimanfaatkan sepenuhnya.
Sayangnya, implementasi pengembangan bahan bakar nuklir berbasis thorium di Indonesia mengalami hambatan. Salah satu kendala utama adalah ketiadaan keputusan resmi “Go Nuklir” dari pemerintah pusat. Di dalam Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pemanfaatan nuklir masih dianggap sebagai opsi terakhir, meskipun telah ada upaya dalam pembuatan peta jalan implementasi yang telah ditargetkan selesai pada tahun 2024 (Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Tentang Rencana Strategis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2020-2024, 2020).
Adanya hambatan seperti ini menghambat potensi pengembangan energi nuklir berbasis thorium di Indonesia. Dibutuhkan tindakan yang tegas dari pemerintah untuk mengubah pandangan dan menciptakan kerangka kerja yang mendukung pengembangan teknologi nuklir berbasis thorium. Langkah-langkah konkret harus diambil untuk memanfaatkan potensi thorium yang melimpah di Indonesia.
Salah satu langkah penting adalah mempromosikan penelitian dan pengembangan teknologi reaktor Molten Salt Reactor (MSR) berbasis thorium. Teknologi ini memiliki sejumlah keunggulan, termasuk tingkat keamanan yang lebih tinggi dan produksi limbah radioaktif yang lebih rendah. Selain itu, thorium lebih melimpah dan lebih aman untuk diolah daripada uranium.
Pemerintah juga perlu bekerja sama dengan lembaga internasional dan mengembangkan kerja sama dengan negara-negara yang telah maju dalam penggunaan thorium sebagai bahan bakar nuklir. Hal ini dapat membantu Indonesia memperoleh pengetahuan dan sumber daya yang diperlukan untuk mengembangkan industri nuklir berbasis thorium.
Dalam menjalankan langkah-langkah ini, penting juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat dan keselamatan energi nuklir berbasis thorium. Edukasi dan komunikasi yang efektif akan membantu meyakinkan masyarakat tentang keamanan dan keberlanjutan energi nuklir.
Dengan pengambilan langkah-langkah yang tepat, Indonesia memiliki peluang untuk menjadi pemimpin dalam penggunaan thorium sebagai sumber energi nuklir yang ramah lingkungan. Potensi thorium yang melimpah di Indonesia adalah aset berharga yang harus dimanfaatkan dengan bijak untuk menciptakan masa depan energi yang berkelanjutan.
Ditulis oleh: Ibnu K. S.
Image attribution: hotpot.ai/art-generator
Baca juga: 4 Klasifikasi Teknologi Batubara Bersih – Belajar Energi
Bacaan lainnya: BRIN – Keunggulan dan Tantangan Bahan Bakar Berbasis Thorium pada Reaktor Nuklir
Artikel Terkait
Pengertian Coal Bed Methane: Review dan Tantangan di Indonesia Cadangan Mencapai 574 Tcf (sekitar 12,82 triliun m3)
PLTU Sintang Sukses Operasional 100% Biomassa, PLN Indonesia Power Menjadi Pelopor Transisi Energi
Potensi 2024: CBM untuk Mengatasi Defisit Gas dan Meningkatkan Ketahanan Energi