BelajarEnergi – Krisis energi 2021 menghantui dunia di tengah pandemi covid-19. Masyarakat ibarat kata pepatah sudah jatuh tertimpa tangga. Bagaimana tidak akibat pandemi menyebabkan ekonomi masyarakat menjadi kucar-kacir, daya beli berkurang, pabrik banyak yang tutup sehingga banyak buruh yang kena PHK sehingga terjadinya penganguran. Pengangguran akan mengakibatkan masalah sosial di dalam masyarakat. Sekarang ditambah lagi dengan krisis energi.
Krisis energi 2021 menghantui dunia di tengah pandemi covid-19. Pemerintah Indonesia saat ini masih sedang memperbaiki pondasi ekonomi yang hancur karena pandemi covid-19. Pemerintah banyak menggunakan dana untuk penanganan covid-19. Terutama di bidang kesehatan dengan banyaknya korban terkena wabah covid-19, sehingga sarana kesehatan harus ditambah. Terlebih banyaknya perawat dan medis yang tertular virus covid-19 karena kurangnya sarana APD.
Krisis energi 2021 menghantui dunia di tengah pandemi covid-19. Kini pemerintah dihadapi oleh masalah yang tidak kalah menakutkannya seperti covid-19. Krisis energi tentu akan mengakibatkan krisis pada sektor lainnya terutama di sektor transportasi yang sangat membutuhkan energi. Selain itu sektor industri seperti pabrik sangat tergantung dengan energi.
Baca juga: Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Pengelolaan Energi Global
Ada beberapa efek yang timbul akibat terjadinya krisis energi global :
1. Terjadi Kenaikan Harga Bahan Bakar
Krisis energi mengancam pemulihan ekonomi dunia setelah adanya pandemi covid-19. Krisis energi global terjadi tidak lain karena adanya ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Krisis energi akan berpotensi sebagai penghambat laju pemulihan ekonomi secara global. Krisis energi akibat kenaikan harga berbagai komoditas energi seperti gas, batu bara serta minyak mentah. Krisis energi menjadi pemicu sehingga akan terjadi krisis yang masif pada semua sektor industri.
Oleh sebab itu di Indonesia BBM dipegang oleh Negara karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Ketika terjadi kenaikan bbm maka akan berimbas pada kenaikan listrik dan kenaikan sarana transportasi. Karena energi sangat diperlukan dalam industri untuk menggerakkan mesin. Banyak juga industri yang menggunakan gas alam sebagai bahan dasarnya. Diantaranya pupuk yang membutuhkan gas alam sebagai bahan dasarnya.
2. Terjadinya Inflasi
Selanjutnya akibat kenaikan bahan bakar minyak maka otomatis akan mengakibatkan kenaikan biaya produksi. Akhirnya tidak dapat dielakkan berakibat pada kenaikan harga barang yang dapat memicu terjadinya inflasi. Inflasi menurut kajian ekonomi akan merusak pilar-pilar ekonomi suatu negara. Inflasi mempengaruhi ekonomi suatu negara secara sistemik.
Inflasi akan menekan aktivitas industri. Inflasi juga akan memperlambat pemulihan ekonomi yang sedang dijalankan oleh pemerintah di tengah pandemi covid-19. Inflasi mengakibatkan kepercayaan negara luar untuk melakukan investasi menjadi berkurang karena dampak dari inflasi akan melemahkan perekonomian suatu negara.
3. Kenaikan Tarif Listrik
Krisis energi 2021 menghantui dunia di tengah pandemi covid-19 dapat pula mengakibatkan terjadinya kenaikan pada tarif dasar listrik. Harga listrik melonjak ke rekor tertingginya di kawasan Asia dan Eropa. Kenaikan listrik disebabkan pasokan bahan bakar yang ketat. Kenaikan tarif listrik mengakibatkan banyak industri di Inggris harus gulung tikar. Selain minyak bumi dan gas alam, harga batu bara juga mengalami kenaikan sehingga banyak industri yang beralih menggunakan minyak bumi kembali agar listriknya tetap menyala dan operasional pabrik tidak terganggu.
Krisis energi 2021 menghantui dunia di tengah pandemi covid-19 melanda banyak negara di dunia yang saat ini sedang berjuang memulihkan ekonomi global. Kekhawatiran juga terjadi akibat dampak krisis ekonomi semakin meningkat karena Eropa terpaksa harus menjatah listrik untuk musim dingin mendatang.
Efek dari kekurangan listrik ini telah mematikan lampu jalan dan banyak pabrik-pabrik yang tutup di Tiongkok. Bahkan orang miskin di Brazil harus memilih akan membayar harga makanan atau membayar tarif listrik. Ketergantungan pada energi fosil telah menyebabkan terjadinya krisis energi yang telah terjadi secara global.
4. Hasil Pertanian Menurun
Krisis energi 2021 menghantui dunia di tengah pandemi covid-19 juga terjadi pada para petani. Begitu besar memang imbas dari krisis energi ini hingga petani juga harus terkena imbas dari kenaikan harga bahan bakar minyak ini. Contohnya seperti yang terjadi dengan petani jagung dan gandum di Jerman. Mereka tidak dapat menemukan pupuk yang dibuat menggunakan bahan baku dari gas alam akibat dari krisis ekonomi sehingga tidak dapat memproduksi pupuk karena kenaikan harga gas alam. Demikian kompleksnya efek dari krisis energi ini terhadap kehidupan dunia.
Tidak dijumpai pupuk sehingga tidak ada pertanian dan bahkan tidak ada kontrak. Kondisi seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya. Satu hal yang pasti, jika petani tidak memberi tanamannya makakan berupa pupuk maka hasilnya akan rendah. Harga energi yang tinggi telah mengakibatkan petani sangat terpukul. Para petani di Jerman yang menggunakan mesin dan pemanas untuk menghangatkan hewan, harus mencari alternatif lain sebagai bahan untuk pembangkit listrik.
5. Kenaikan Harga Barang
Krisis energi 2021 yang menghantui dunia di tengah pandemi covid-19 juga menyebabkan kenaikan harga barang. Tidak dipungkiri setiap terjadi kenaikan bahan bakar minyak akan selalu diikuti dengan kenaikan produk lainnya. Hal ini karena memang minyak menjadi bahan utama untuk dapat menggerakkan industri. Demikian juga untuk transportasi, sangat dibutuhkan bahan bakar minyak. Transportasi menjadi salah satu pendukung bagi terpenuhinya kebutuhan konsumen yang ada di bebarapa daerah. Dengan kenaikan bahan bakar otomatis akan berimbas pada kenaikan harga barang.
6. Mengurangi Pasokan Industri
Krisis energi 2021 menghantui dunia di tengah pandemi covid-19 juga terjadi pada beberapa negara. Salah satunya China di mana untuk mengatasi krisis energi dengan melakukan pengurangan pada produksi kertas dan juga perangkat hp. Sebagaimana dilansir oleh Dr. Michal Meidan dari Institut Studi Energi Oxford, gejolak ekonomi yang sempurna di China tengah menerjang para konsumen dan juga terhadap pelaku usaha yang ada di dalam dan luar negeri. Ini semua berpengaruh pada pasokan bahan yang berasal dari China mulai dari kertas, kopi hingga tisu toilet dan diperkirakan bahan-bahan ini akan kekurangan pasokan pada hari Natal tahun ini.
Krisis energi 2021 menghantui dunia di tengah pandemi covid-19 dapat memaksa seluruh negara untuk memikirkan pemanfaatan energi baru terbarukan yang lebih masif. Krisis energi terjadi karena masih mengandalkan energi yang bersumber dari fosil, energi yang bersumber dari sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui. Karena jumlah energi yang berasal dari fosil tidak akan mencukupi kebutuhan dunia untuk beberapa tahun ke depan, sehingga memikirkan energi alternatif lain harus segera menjadi bahan kajian selanjutnya.
Penulis: Muchammad Raffi Akbar
Editor: Riko Susetia Yuda
Artikel Terkait
Pengertian Carbon Capture Storage (CCS): Teknologi Mitigasi Pemanasan Global yang Bertujuan Mengurangi Emisi CO2 ke Atmosfer
Penemuan Sumur Minyak di Bekasi oleh Pertamina, Reservoir Minyaknya Mencapai 92,79 Juta Barel
Pertamina Patra Niaga Menggelar Resmi 51 Penyalur BBM Satu Harga Terbaru di Wilayah 3T